KKN-BBM 50 Sampang Madura

Bulan Agustus tahun lalu aku mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Sampang Madura. Aku yang terkumpul dengan satu kelompokku yang telah dipilihkan oleh Unair. Kami dipertemukan dalam satu kelompok, yang awalnya tidak kenal satu sama lain. Kami berasal dari jurusan yang berbeda-beda dan dicampur dalam satu kelompok. Kami dari jurusan Biologi, Sastra inggris, Kedokteran dan Kedokteran gigi, Manajemen, Antropologi, Psikologi, Hukum, dan Farmasi. Kami akhirnya belajar bekerja sama untuk bersama-sama membuat program kerja kegiatan selama KKN. Kami sering bermusyawarah sebelum berangkat KKN untuk mempersiapkan segala keperluan dan program kegiatan KKN. Kami sering bertemu, berdiskusi, berpikir bersama untuk menyusun program kerja selama KKN.  Mulai dari survei lokasi, menyiapkan administrasi dan daftar barang-barang keperluan yang akan dibawa selama hidup di tempat KKN. 

Temanku ada 10 orang. Mereka adalah Pitus dan Reza dari jurusan Antropologi, Herza dari sastra inggris, Dita dan Ega dari Manajemen,  Brury dari jurusan kedokteran, Rheta dari Kedokteran gigi, Heby dari Psikologi, Maygy dari Hukum, dan Enny dari Farmasi. Kami tinggal bersama di sebuah rumah tempat tinggal milik saudara Kasun di Desa Banjar Talela, Kecamatan Camplong Kab. Sampang, Madura. Disanalah segala persiapan, kehidupan dan keluh kesah selama KKN ditumpahkan. Kebetulan teman-temanku membawa segala bahan persediaan makanan dan peralatan yang dibutuhkan untuk memasak di sana. Untuk memasak, aku dan teman-temanku bahkan membuat jadwal masak secara bergantian, dan kami membeli bahan masak di pasar yang tak jauh dari rumah. Kami memasak setiap hari, berdiskusi setiap hari sebelum kegiatan KKN esok hari, bercanda setiap hari dan makan bersama-sama. Kami benar-benar membaur dan membuat kami menjadi lebih akrab. 

Program kerja yang kami lakukan di sana salah satunya adalah Menanam TOGA. Kami mengajak anak-anak SD Banjar talela 1 untuk menanam TOGA di halaman sekolah. Tanaman TOGA yang ditanam berasal dari kami. Kami mengajak mereka untuk menanam TOGA agar mereka dapat menanamkan jiwa menyukai dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Di sana aku dan teman-temanku saling bekerja sama untuk berbagi tugas untuk menjalankan kegiatan. Ada yang bertugas di luar mempersiapkan tempat menanam tanaman, ada yang bertugas di dalam kelas mengkoordinasikan anak-anak. Program kerja lainnya yaitu lomba kebersihan kelas. Sebelum lomba dimulai, aku dan teman-temanku memberikan secuap motivasi kepada anak-anak seputar pengalaman dan agar anak-anak semangat menggapai cita-citanya. Kelompok KKN-ku memberikan sumbangan beberapa alat-alat kebersihan ke sekolah dan memberikan hadiah kepada kelas yang menang lomba kebersihan. Kami membantu anak-anak saat membersihkan ruangan kelasnya. Kelas di sekolah SD Banjar Talela 3 ini lantainya banyak yang rusak. Sebelum mengumumkan kelas mana yang menang, kami mengecek kelas yang paling bersih dan menentukan kelas mana yang menang. Pada saat itu, kelas yang kubimbing lah yang menang. Aku dan dua orang temanku, Pitus dan Herza, memberikan hadiah kepada anak-anak kemudian berfoto bersama mereka. Bersama kedua temanku itu, aku dapat berkumpul bersama anak-anak SD dan berbagi ilmu dan pengalaman. Aku sangat bahagia sekali pada moment ini bersama temanku. Kenangan ini takkan pernah kulupa.

               Saat siang hari, aku dan teman-temanku di rumah memberikan les/bimbingan belajar bahasa inggris kepada anak-anak di sekitar rumah. Mereka sangat antusias dan senang. Kami juga mengajari ibu-ibu menulis, memberikan sedikit konsultasi dan cek kesehatan oleh temanku kedokteran, dan pernah juga mengajari membuat ‘lemet’ jajanan dari ketela yang diparut dan ditambahkan parutan kelapa. Di sana, kami sempat pula berkunjung ke Pantai Camplong yang lokasinya tak jauh dari rumah. Ketika tepat tanggal 17 Agustus, kami mengadakan lomba agustusan kecil-kecilan di depan rumah, antara lain: lomba makan krupuk, pukul air, kelereng, joget balon, paku dalam botol, dll. Kami dibuat tertawa karena tindakan konyol anak-anak yang mengikuti lomba. Begitu banyak perjuangan yang telah kami lakukan ketika menjalankan KKN. Teman-temanku semua saling berusaha, saling membantu, dan mampu bekerja sama. Banyak tawa, bingung dan haru yang menambah lagi banyak pengalaman kami. Tak ada tangis yang kurasakan saat KKN, namun banyak rasa haru karena teman-temanku yang sangat baik di sana, aku merasa memiliki keluarga baru.

Setelah sebulan berlalu, akhirnya tibalah malam perpisahan bersama warga desa. Malam itu kami membuat acara perpisahan dengan warga. Ada seserahan kenang-kenangan dan melaporkan program kerja yang telah kami lakukan selama KKN. Kami mengundang warga dan membuat sebuah tumpeng waktu itu. Rasa sedih dan haru mulai terasa saat itu. Aku akan segera berpisah dengan teman-temanku. Kami akan meninggalkan sepetak rumah tinggal yang telah kami tempati bersama selama satu bulan ini. Tak kusangka itu adalah malam terakhir aku bersama teman-teman. Keesokan harinya teman-teman mulai satu per satu dijemput pulang oleh orangtuanya. Awalnya siang hari ada satu orang yang pulang kemudian satu temannya ada yang menumpang bersama untuk pulang. Kemudian sorenya ada beberapa teman yang juga telah dijemput orangtuanya. Kami mengucapkan salam perpisahan saat itu, saling berejek, sambil mengucapkan kata-kata terakhir agar tetap menjaga silaturahmi dan bisa bertemu lagi di kampus nanti. Malam harinya temanku Herza, ia adalah ketua kelompokku. Ia telah dijemput orangtuanya. Sembari membereskan barang yang tertinggal dan orangtua Herza yang bercakap dan mengucap rasa terima kasih pada pak ketua RT, aku dan teman-temanku bercanda, berbincang dan berfoto ria bersama Herza dan keponakannya yang kebetulan datang bersama orangtua Herza sebagai perbincangan terakhir kami dan salam perpisahan. Rasanya sedih sekali aku dalam hati, ingin rasanya aku meneteskan air mata. Aku tidak ingin berpisah dengan kalian teman-teman, setelah sekian banyak kenangan yang terukir di sini. Aku ikut bercanda namun dalam hati aku ingin menangis. Sungguh aku tak sanggup merasakan ini. Aku dan beberapa temanku yang masih tinggal, pulang yang terakhir naik bus Unair esok harinya. 

Terimakasih Tuhan Engkau telah mempertemukanku dengan mereka. KKN-BBM 50 Universitas Airlangga Banjar Talela Camplong Sampang Madura hanyalah kalian, tidak akan ada yang lain. Aku akan selalu mengenangmu kawan.

Pantai camplong

Teman-temanku KKN (dari kiri Enny-aku-Reta-Dita-Pitus-reza-Maygy-Heby-Herza-Brury)

Pantai camplong


Pantai camplong Sampang






Maafkan Aku

Maafkan aku Bunda... Aku belum dapat memberikan yang terbaik untuk Bunda. Aku belum dapat lulus studiku di perguruan tinggi ini. Maafkan aku Bunda... :( Aku belum mengikhtiarkan pendidikan ini dengan maksimal. Aku belum menghargai waktu, kesempatan dan hidupku ini. Maafkan aku mengecewakanmu Bunda. Maafkan aku yang belum bsa membuatmu bangga Bunda. Maafkan aku yang sombong ini, Bunda...
Jangan sok merasa sudah baik, berusaha memperkaya diri hanya untuk merasa bisa segala sesuatu di depan orang lain. Melakukan sesuatu hanya untuk menghibur diri, memperkaya diri agar hanya menjadi hebat tapi bukan memang melakukannya untuk sesuai keinginannya sendiri. Hidup ini sesungguhnya tidak pernah mudah, dan hidup ini keras.

Hidup ini adalah penuh perjuangan dan makna.

Hidup ini harus diperjuangkan dengan maksimal dan dipertimbangkan dengan matang.
Ada banyak hal yang bisa diraih, bisa diusahakan dan bisa diulangi lagi, tapi Waktu dan kesempatan tak kan pernah bisa diulang lagi. Itulah yang takkan pernah bisa kau dapatkan lagi. Waktu akan berjalan cepat bila kau tak memanfaatkannya dengan maksimal. Fokuslah mengerjakan apa yang harus kamu kerjakan. Jangan sombong. Janganlah kau remeh, santai, sok merasa sudah baik, sudah berusaha maksimal dalam menempuh studi, mengharap kelak kerja dan masa depan harus cerah dan seolah kaulah yang terbaikpun. Padahal itu bukan kau. Janganlah kita tidak berpikir. Jangan pernah main-main dalam hidup. Jangan merasa sudah melakukan paling baik. Ketahuilah dunia luar dan kerja nanti akan jauh lebih keras dibanding studimu pun di bangku kuliah ini.

Menjadi diri sendiri yang penuh kekurangan, mungkin juga alay, suka marah, suka upload/pasang fotonya dan terlihat berlebihan itu lebih baik daripada berusaha bijaksana, baik, sempurna, namun itu bukan dirinya sendiri yang sebenarnya. Kelak setiap yang menjadi pribadinya sendiri juga akan menemukan akhir yang bahagia. Percayalah.
"Aku lebih baik membenci siapa yang diriku, daripada aku menyukai siapa yang bukan diriku."
(Kurt Cobain)
Siapa diri kita itu bisa jadi kita yang sering marah, menyalahkan pasangannya bila tak sesuai dengan keinginan diri kita, sering protes, namun dalam hati kita mencintainya; tetapi itu semua adalah sesungguhnya apa adanya diri kita, hanya menolak apa yang tidak sesuai dengan hati kita. Itu semua tidaklah mengapa. Karena jika memang saling menyayangi dan jujur, pastilah kelak akan bersama jua. Hidup ini bukan sekadar kata-kata. Janganlah kamu berkata bila itu hanya sekedar kamu sok bijak dibanding orang lain, jangan berkata-kata bila belum pernah mengalaminya, jangan berkata mendahului orang yang bahkan sudah pernah mengalaminya. Jangan banyak berkata.
Hargailah orang lain. Jangan hanya menganggap apa yang dilakukan orang lain itu alay.

Perpisahan di Bulan Juli



Kata berpisah yang aku ucapkan padanya 4 tahun lalu membuatku kehilangan dia. Dia adalah sosok yang baik. Setiap tutur katanya santun dan lakunya yang baik membuatku merasa tenang dan nyaman. Dia selalu menasehatiku, memberi saran, dan membantu kapan saja bila aku butuh. Dia adalah seseorang yang baik, sabar juga penyayang. Bersamanya, aku adalah seseorang yang beruntung.

Saat aku ingin masuk ke STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), ia meminjamiku bukunya berisi soal Ujian Masuk STAN untukku belajar. Ia juga membawakanku buku soal SNMPTN untukku belajar saat aku akan tes masuk kuliah karena aku tidak berhasil lolos tes untuk masuk STAN pada waktu itu. Ia mendukungku, meskipun aku akan kuliah di tempat yang berbeda dan jauh dengannya, di Surabaya sementara ia kuliah di Malang. Ia pula mengantarkanku berangkat ke malang untuk tes SNMPTN masuk perguruan tinggi. Dia selalu melindungiku dan sangat menyayangiku. Selalu menyempatkan waktu untuk bertemu denganku. Ia selalu memberikan yang terbaik untuk aku. Banyak sekali kenangan yang telah terjadi diantara kami, hingga aku tak dapat menceritakannya satu per satu.

Sesungguhnya dia adalah seseorang yang sangat baik, namun aku malah tak dapat begitu peka dan menangkap kebaikannya itu pada waktu dahulu. Aku akui akulah yang salah. Maafkan akuu. Banyak kesalahan yang telah aku lakukan padanya. Terkadang aku tak pernah menghargai dia, menyalahkan dia. Aku bodoh, kehilangan akal sehatku.

Andaikan ia tahu bahwa aku sangat merindukannya. Aku ingin kembali berada di dekatnya. Aku ingin bersamanya kembali. Aku sungguh-sungguh menyesal. Biarlah kupasrahkan semua ini pada-Nya. Semoga kami masing-masing mendapatkan yang terbaik. Menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku harus mengambil pelajaran dari semua ini. Aku harus belajar untuk mencintai seseorang dengan tulus. Pada dasarnya kebaikan cinta yang kita berikan pada seseorang adalah karena kita memang seseorang yang berkepribadian baik. Kudo’akan semoga ia di sana selalu diberikan kebaikan dan kebahagiaan oleh-Nya.


Apalah artinya kita mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan, bila setelah kita mendapatkannya kita tak pernah mensyukurinya dan bahagia karenanya.
Kalau setiap yang kita inginkan, maunya dikabulkan, kita tak pernah tau indahnya mendekati Allah bersama jutaan do’a dan harapan.
Kalau setiap cerita hidup kita selalu indah, hati ini tak akan pernah dekat dengan sabar dan ikhlas.
Kalau harapan kita selalu berjalan sesuai rencana, kita tak pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan.





Mimpiku



Aku adalah mahasiswa semester tua. Seharusnya aku sudah lulus saat ini, namun karena rasa malas, kurang semangat dan kurang mensyukuri dapat menginjakkan kaki di bangku kuliah, membuatku terlambat menyelesaikan studiku. Mimpiku sekarang adalah lulus kuliah. Apapun dan bagaimanapun, seseorang yang telat lulus kuliah tetaplah kalah dengan yang lulus tepat waktu. Karena skripsinya telah jadi.
Mimpiku yang kedua adalah bisa menikah. Kelak aku akan menikah dengan seseorang yang kucintai.Semoga bisa terwujud. Semoga aku menjadi seseorang yang lebih istiqomah, sabar, rendah hati, dan yakin akan diriku sendiri. Tidak menjadi seseorang yang tergesa-gesa, ingin enaknya saja, sombong, dan sok-sok’an. Amin.
Kini, aku hanya bisa berusaha dan berdo’a semoga Tuhan senantiasa membimbingku untuk menjalani hidup sesuai jalan-Nya. Semoga kelak aku dipertemukan dengan seorang laki-laki yang baik yang akan menjadi pendamping hidupku kelak.

Teman dari Semua Teman


Aku mempunyai teman sekamar, namanya Mimin. Sudah hampir 3 tahun aku sekamar dengannya. Kami saling cerita setiap hari dan berbagi. Di kota perantauan ini, kami sama-sama berjuang di Universitas Airlangga Surabaya.Terkadang aku pernah jahat sama dia, kasar, tidak peduli, berkata tidak baik, bahkan tanpa kusadari egois, tapi mulai kini aku akan berusaha perhatian, penuh kasih sayang, saling berbagi, bercerita. Dia telah banyak memberi padaku, baik itu bercerita, berbagi sesuatu dan memberi perhatian.



Ketika engkau mulai melangkahkan kakimu untuk keluar rumah atau keluar kota, maka rendah hatilah kamu. Berpikir dan berlakulah yang sederhana. Jadilah dirimu sendiri, tak perlu mencari perhatian orang lain. Hanya perlu berbuat sesuai hati nurani, tanpa ragu, tanpa mengharap pamrih maupun pamor, tetap tegar, sabar, penuh kasih sayang.

Seseorang yang Lebih dari Istimewa

Terkadang aku merasa rindu padamu. Padamu sosok yang mendamaikan hati. Setiap tutur kata dan lakumu membuat hatiku merasa tenang. Aku kesepian. Dia bagaikan malaikat penolong saat aku terjatuh dahulu. Dialah yang telah menyelamatkan aku dari hancurnya hatiku oleh cinta. Ia mau menerimaku, bahkan mencintaiku lebih dari yang kutahu. Dia menyayangiku setulus hatinya. Dia tak pernah menyakitiku. Dia bahkan sangat mencintaiku. Dia lelaki yang berbeda.

Akan tetapi, aku malah meninggalkannya. Membuatnya terpuruk, terluka.  Hal yang seharusnya tidak pernah boleh aku lakukan (T.T). Aku sangat menyesal. Kini aku benar-benar menyesal Tuhan... Maafkan aku. Aku mungkin telah berkali-kali mengecewakannya, menyakitinya tanpa dia sadari. Perkenalan yang singkat pada kami, tidak cukup membuatku dapat mencintai dia seperti seseorang yang memang sudah kukenal betul sifat dan perilakunya. Hal ini berlainan dengannya, ia justru mencintaiku dengan hati tulusnya, menerimaku. Ia selalu melindungiku, ia tak pernah membiarkanku terluka oleh siapapun. Ia merawatku ketika sakit, memberi perhatian padaku kapanpun, menjemputku sepulang sekolah, mengantarkanku pada tempat yang ingin kutuju. 

Kekecewaan dan sedikit luka yang kualami karena kekasih pertamaku membuatku buta akan cinta. Aku tak lagi dapat melihat cinta yang sebenarnya. Menerima cinta seorang laki-laki yang baru kukenal. Seorang laki-laki yang belum kukenal betul bagaimana sifat dan perilakunya. Seseorang yang aku sendiri tidak tau apakah aku sebenarnya mencintainya atau tidak, namun aku menerima begitu saja tanpa berpikir. Hal ini membuat aku tidak tau bagaimana aku seharusnya memperlakukan seseorang dengan baik. 
Luka oleh kekasih pertamaku membuatku menjadi buruk, tak lagi menjadi diriku sendiri. Bagiku semua laki-laki di dunia ini buruk. Semua laki-laki tidak punya hati. Hal itulah yang membuatku memperlakukan seseorang biasa-biasa saja, bahkan aku tidak begitu memperhatikannya. Aku sudah tidak dapat menyadarinya. Sedikit saja kata yang salah terucap dari bibirnya kepadaku, aku akan langsung tersinggung padanya. Aku kesal, marah, benci sama dia, namun aku tak pernah berani dan mampu menjelaskan perasaan kesal ini padanya. Hal inilah yang membuatku semakin kesal padanya. Hal ini membuat kami tidak terbukasaat menjalani hubungan ini.

Kini, seseorang itu sudah tidak dapat kembali lagi. Seseorang yang baik. Seseorang yang tak pernah menyakitiku. Maafkan aku yang tidak pernah mengerti tentang perjuangan dan ketulusan. Seseorang yang lebih dari istimewa.

Mulai sekarang aku hanya akan menerima seseorang yang aku benar-benar mencintainya. Aku akan berusaha untuk berjuang dan menghargai perjuangan orang lain.

Blog ini aku buat untuk menuliskan segenap perjalanan hidupku agar dapat kukenang dan kuingat. Tamat sekolah SMA, aku melanjutkan kuliah ke Surabaya tepatnya di Universitas Airlangga
Malam ini banyak sekali yang ingin aku ceritakan, hingga aku bingung mau cerita yang mana. Oke, aku akan bercerita tentang masa-masa aku sekolah dulu. Ternyata banyak kenangan yang terjadi semasa aku sekolah dulu. Menginjak umur 12 tahun aku masuk sekolah SMP. Pertama kalinya aku menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa). Aku menjalani masa dimana aku mulai dibimbing dan didampingi kakak-kakak kelas sebelum akhirnya kami memasuki dunia pembelajaran di kelas.
Sebuah bingkisan atau kado yang kamu berikan pada seseorang menunjukkan makna

Masa Kecilku

Aku ingin bercerita lagi. Kali ini aku akan bercerita tentang masa kecilku.

Hidupku Saat Ini

Aku hanya ingin bercerita saat ini, tapi tak tau pasti apa yang ingin kuceritakan. Baiklah aku akan bercerita tentang hidupku saat ini. Aku adalah seorang mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya, saat ini aku menginjak semester 9. Aku berjurusan Biologi.
Hidupku saat ini adalah kuliah. Aku merasa masih mencari jati diri. Aku masih harus terus berusaha dan berjuang saat ini. Aku masih harus terus belajar dan berusaha agar bisa lulus dengan baik.
Hidupku berat saat ini. Menjadi mahasiswa yang lulus telat sehingga harus berkuliah bersama adek-adek kelas itu kadang membuatku merasa keberatan dan canggung, tapi aku harus tetap maju, harus kuabaikan entah kuliah bersama siapa aku itu. Aku harus tetap maju karena itu demi diriku sendiri. Harus kuabaikan jika aku memang kuliah bersama dengan adek-adek kelas. Aku harus tetap maju. Aku harus menerima kenyataan ini.
Berkuliah selama 4 tahun dengan menempuh banyak mata kuliah dan sks itu berat. Banyak tugas yang telah dikerjakan, banyak mata kuliah yang telah dipelajari, banyak waktu dan tenaga yang dikorbankan. Jadi jangan disia-siakan dengan tidak masuk kuliah proposal sebagai penentu aku lulus. Tidak ada yang perlu disesali. Aku harus tetap mengurusi ini dengan sabar. Mending mengurusi ini dengan bertemu adek-adek kelas daripada harus bertemu dengan Bu Tri.

Mendapat kesempatan kuliah di kota metropolitan seperti Surabaya ini seharusnya membuatku bersyukur dan bahagia serta tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencari ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Apalagi aku mendapatkan kesempatan berkuliah dengan embel-embel tanpa bayar alias gratis-tis. Seharusnya aku mensyukurinya dan bangga. Jadilah diri kita sendiri sampai kapanpun, maka kita kan menemukan kebahagiaan dalam setiap perjalanan hidup kita. Jangan memaksakan kehendak yang bukan kemampuan dan keinginan kita.

Aku ingin terus berkarir yang tinggi, kelak aku ingin menginjakkan kakiku di Ibukota Jakarta. Selama usia masih muda dan daya masih kuat, aku harus mengusahakannya. Semoga bisa terwujud Ya Allah. Demi membantu keluargaku. Amiin..

Ya Allah berilah aku semangat dan kesabaran.